E-Book Bunga Rampai Cerpen Mingguan
Minggu ke-VII, Agustus 2012
Periode: 05 – 12 Agustus 2012
E-Book Bunga Rampai Cerpen Mingguan
Minggu ke-VII, Agustus 2012
Periode: 05 – 12 Agustus 2012
1 Komentar | tags: abadi, ada, adik, affan safani, agung, agus, ais, ak, aku, akui, al-farizi, aliannisa, amir, anak, analisa, anam, annida, ari, arifin, arsatma, atas, awan, baju, bakso, bali, bamby, bangkai, bangun, banjarmasin, bapak, baru, basuki, bisnis, bunda, cahyadi, cangik, catur, chandra, dadang, dafriansyah, dalam, dan, demonstrasi, dessy, di, djunaedi, dodo, dosa, eka, ekspres, emak, emas, fajar, febrie, gagak, haluan, harahap, harapan, harari, hastiyanto, hati, Hitam, horison, huh, hujan, husen, ibu, idris, ilham, impian, indonesia, ingatan, ini, iswanto, jadi, jambu, jawa, jejak, jurnal, kakek, kaki, kartika, kartitiani, karya, kebun, kedaulatan, kehilangan, kepri, kertas, khaidir, khairy, kolak, kompas, koran, kunang kunang, lain, laksa, lampung, langit, lebaran, lelaki, lie, lolipop, mahdi, makassar, malaikat, malka, marah, maryono, mati absurditas, medan, mei, mel, menebus, menghindari, menunggu, merah, merdeka, metro, mizunihara, muhdoer, mungil, mursidi, murtono, nakal, nasional, ngabuburit, nikmatus, nofita, nofriadi putra, okezone, padang, panah, parlan, pelangi, pelita, perempuan, persahabatan, peti, pikiran, pintu, pos, post, potongan, pulang, pusara, putra, putriku, ra’if, radar, rafif, rakyat, ramajani, ratu, reinkarnasi, republika, requiem, rian, riau, rika, samsul, sari, sartika, satelit, sayap, sebongkah, selalu, semangkuk, seragam, serambi, seribu, sinaga, sinar, sisi, solikha, suara, suhariyadi, sumatera, sumut, surabaya, surat, sutan, syarifuddin, tak, tamu, tanpa, telepon, tempo, tentang, thaib, tidak, titik, tjak, tjunti, untuk, upaya, usah, uzairul, wahyuni, wajah, yayan, yusardi, zulfikar | posted in Buku, Cerpen
Oleh Adhy Rical
Seperti tiang kapal, kau berdiri memeluk
dengan belati kau gumam peti
membungkus sekoci dengan kaci
: aku ingin abadi seperti sauh dalam kamarmu
Kau selalu mengajak mati
setelah tak ada ikan merenangi matamu
tubuhmu bau belerang tanpa perang
yang dibakar amarah dan serapah
selalu begitu, sarapan setiap petang
bacin, keringat dan piutang
sungkan menjadi puisi
padahal telah kubakar sepi
membiarkanmu pergi
mungkin kau datang tanpa rencana
agar kedua tanganku rapat di punggungmu
Setelah melukis terumbu dalam kapal karam
di sanalah aku berteriak
: tak perlu abadi mencintaimu
seperti tiang kapal mendoa gerhana
[]
mata, 2010
Tinggalkan komentar | tags: amarah, bacin, belati, belerang, gerhana, ikan, kaci, kapal, karam, keringat, mati, melukis, perang, petang, peti, piutang, puisi, rencana, sarapan, sauh, sekoci, sepi, serapah, terumbu, tiang | posted in Sajak & Puisi
S | S | R | K | J | S | M |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | 31 |