Iwan Piliang

SOSOK anak tunggal yang born to be a survival ini, sejak kelas 3 SD saya sudah berusaha mencari penghasilan sendiri untuk bersekolah, hingga kini. Beliau berkeluarga pada 1998, kini dikaruniai tiga orang anak lelaki yang lucu-lucu; Raditya Naratama (Dito) 9 tahun, Kelvin Catyaredana 6 tahun , Traya Tranggana 9 bulan. Ibunya, Vivi Julie Arvitasari (http://www.arvitasari.blogspot.com) sosok sarjana satra Inggris, memilih menjadi ibu rumah tangga. Mereka motivasi utama, agar saya terus bergerak di dunia kreatif, bangkit dari berbagai kegagalan.

Pria berastrologi Cancer, dan bershio Naga ini, sangat berpengalaman di indsutri komunikasi dan media. Beliau sangat produktif dalam menulis, sehingga sangat bangga dengan sebutan jurnalis

Beliau percaya setiap langkah gagal, pengalaman dahsyat untuk keberhasilan. Iwan Piliang berangkat dari orang media. Pernah juga beralih berbisnis kreatif. Coba-coba bisnis di dunia tangible sumber daya alam, lalu kembali lagi ke media, dunia yang intangible. Mereka sekeluarga sepakat bahwa di dalam hidup, uang bukanlah segalanya. Uang penting, dan harus diraih banyak-banyak. Tetapi ada nilai agung lain harus diutamakan: etika dan moral. Integritas serta hidup berbasis pengetahuan, bermanfaat bagi orang banyak, menjadi visi, misi keluarga mereka.

Minatnya sangat besar dalam melakukan banyak perjalanan. Beliau sangat gemar membaca, segala buku bagus pasti “dilahapnya”. Film bermutu juga tidak lepas dari amatannya (seperti; Trilogi God Father dan La Vita Bella (Life is beautiful)-nya Roberto Benigni), dan tentunya dunia kepenulisan. Musik kesukaannya, apalagi kalau bukan musik clasic dan Jazz. “Kumpulan tulisan literair dari majalah The New Yorker” adalah buku favoritnya. Beliau kini tinggal di Jakarta Selatan.

Iwan Piliang bisa dikunjungi di blog pribadi: http://www.iwanpiliang.blogspot.com, http://www.blog-presstalk.com

Tulisannya:

April 2010

Opini: Anas, Andi di antara SBY dan Hati

Opini: Andi, Anas dan Posisi Ibas

Sketsa VIII: Pengadilan Pajak, Depkeu, Lembaga Uang Rakyat Bisa Kualat

Mei 2010

Sketsa VII: Pajak: Pengadilan Pajak Reaktif Kiri-Kanan

Sketsa VI: Transfer Pricing: Di Pengadilan Pajak Cincai-Cincai

Sketsa V: Cigin Indikasi Toyota Transfer Pricing, Pocari Pun Terindikasi Hisap Negeri

Sketsa IV: Miliun Triliun Raib di Pajak & Uang Negara di Rekening Liar Pejabat

Sketsa III: Tambun Raib di Transfer Pricing Pajak, Tambunan Kecil!

Sketsa II: Pengadilan Congkak, Tamak Transfer Pricing di Pajak

Sketsa_Merampok Ribuan Triliun Melalui Transfer Pricing Pajak (I)

Sketsa I Aries: Welcome to Singapore Untuk “Bunuh Diri” Pelajar dan Wisatawan

Sketsa: Untuk Seorang Ayah, Paman, Kawan, BSH

Sketsa PEA III_Manusia Universal dan Masjid Monumental

Sketsa PEA II: Ibarat Puzzle Inilah Penggalan “Kombur” TKW & Ziad

Sketsa PEA I: Perjalanan Kemanusiaan Ziad di Tanah Syeh Zayed

Sketsa: Ole Ole Bandung Radio 2.0

Juni 2010

Produsen Aib Nasional

Opini: Berpolitik Ala Wartawan Amplop

Sketsa XVIII Kematian David: Surat Pembaca, Indikasi Pikun Polisi & Banjir Singapura

Sketsa: Dua Belas Mei Dua Belas Tahun Sudah (lah!)

Opini : Bak Balita Bermain Api Begitulah PKS

Sketsa : Becak Obama dan Oh Miranda!

Sketsa : Obrigado Tanah Air Beta

Juli 2010

Opini : Mencairkan Beku Hati di Hari Mandela I

Sketsa: Bicara Snack, Subtitusi Beras, Smesco UKM Festival

Sketsa : Tulang Serikat Pekerja dan Paloh di PHK Papandayan

Adil Belum Beli Buku Kelas Enam Es De

Sketsa : Bangga Garuda Mengibarkan Bendera

Opini : Meledek Obama & Urusan Celeng Diproses Polisi?

Agustus 2010

Sketsa Puasa 3: Indonesia Kehilangan Animator Terbaik

Sketsa Puasa 2: Berpuasa Berserial Animasi Malaysia

Sketsa Puasa 1: Orang Sampah dan Pintu Air Sampah

Sketsa : Awal Ramadan Berlimpah Meteor, Semoga Banyak Berkah

September 2010

Sketsa : Hebatnya Akademi Khan, Keblingernya Kemenkominfo

Oktober 2010

Opini & Sketsa : Pemerintah, Lupakanlah Kadin

Sketsa XIX : David, Pengembalian Laptop dan Pembuktian Kebohongan