E-Book Bunga Rampai Cerpen Mingguan
Minggu ke-VI, Juli – Agustus 2012
Periode: 29 Juli – 05 Agustus 2012
E-Book Bunga Rampai Cerpen Mingguan
Minggu ke-VI, Juli – Agustus 2012
Periode: 29 Juli – 05 Agustus 2012
E-Book Bunga Rampai Cerpen Mingguan
Minggu ke-V, Juli 2012
Periode: 23 – 29 Juli 2012
E-Book Bunga Rampai Cerpen Mingguan
Minggu ke-IV, Juli 2012
Periode: 16 – 22 Juli 2012
E-Book Bunga Rampai Cerpen Mingguan
Minggu ke-III, Juli 2012
Periode: 09 – 15 Juli 2012
Oleh Syaiful Alim
Bunga randu memeluk tangkai
angin meliuk lihai.
Rindu lapuk sehelai demi sehelai.
Pekat tandas ke dasar gelas.
Bibir rekat rakaat deras
bubar debar, disambar selebar ruas.
Buka buku kemarau.
Dedaun kaku, rasa risau
berayun kangen Ibuku.
Sabar diukur kursi.
Debar akur, detak jam melandai.
Dada dilanda lindu puisi.
Lamat-lamat bibir hujan lumat tubuh perempuan.
Beri aku daun talas, Tuan.
Amat ikhlas ulas elus Jumat Tuhan.
Ulat menggeliat di liat kulit.
Kau rindu, lahap sedikit.
Tersedu dan sakit.
[]
Khartoum, Sudan, 2010.
Oleh Syaiful Alim
Tidurlah, Sayang
di ranjang yang kubangun di dadaku.
Kubisikkan dongeng sangkuriang yang berahi
pada ibunya sendiri.
Sengaja kumatikan lampu
supaya kaumampu membedakan nyala lilin
dan paha angin yang bergetar di ubin kamar.
Tidurlah, Sayang
berenanglah di sungai mimpi
akan kautemui ikan-ikan yang
memasang iklan di sepanjang jalan kota: kami kian renta
sedangkan air entah ke mana. Ambil kami, taruh di akuarium kecil saja.
Tidurlah, Sayang!
aku mau bermain layang-layang
bersama bayang-bayang burung yang terbang.
Tidurlah, Sayang!
“Kau lebih memilih darah atau gairah?”
“Kau darah dan gairah”
“Hah?”
“Ah”
“Lihatlah gairah merajah merah di kain sprai”
“Jangan kau cuci sprai itu. Biar kian api berahi sepi”
“Okelah kalau begitu. Bantu aku tutup pintu, menepilah di pipi”
Puas sebatas umpama
Puasa daku peluk mama
Puasi puisi di sebalik piyama
Pisau risau di bilik tak bernama.
Adakah paling bantal jika kantuk mengental?
Aku dan kau batal memintal kutuk
Eh, ada dada tertusuk duri busuk
Bolehlah kawan besok membesuk.
Adakah paling bantal ketika kata terpental?
Kenapa tubuh butuh selimut
Supaya selamat dari lumat lumut.
Gigil gagal sebut malam
Selamat tinggal masa silam.
Selama salam tercabut
Kelam menyambut kabut.
Kau memohon wangi bunga,
pohon teduh penyeduh aduh.
Dusta disita Sinta,
Rama pengadu tuduh.
[]
Khartoum, Sudan, 2010.
Oleh Hera Naimahh
sepagi ini kudapati namamu di genangan hazelnut coffeeku
sepagi ini kudapati wajahmu di sela tuna sandwich sarapanku
dan buru-buru kupindahkan ke dalam buku membaur dengan
deretan huruf-huruf yang kubaca di sana
tatapan matamu memancarkan isyarat cinta tak tertawar dan
menyeruap ke dalam benakku membuat kata demi kata
memburam tak terbaca
kalimat demi kalimat pun terlontar
berganti gambar bunga-bunga penuh warna
kuulang dan kuulang membaca sampai tak terhitung lagi
tapi tak juga kudapati cerita utuh di buku itu
karena wajahmu senyummu dan bunga-bunga itu
memenuhi seluruh halaman bukuku
***
5/10/10
Oleh Afrilia Utami
Ada yang retak di kakimu
Di ujung kuku-kuku melulu malu
Termutasi. Ilusi mat(i) mengepala sakau
Di ekor bayang mu?
Dengarlah bisu di dua mataku. Tidak
Mempunyai sanak sejak kanak-kanak
Kau lupa beranak. Aku Lupa menanak
Kudus batu. Musaf pelepah perak tinta rangka
Tengkorak.
Jahiliah mu?
Hilang suara telinganya. Jangan tanya
Tiga wat terawat. Pengomposan UCAP, pembibitan
Tepat KATA. Hijau kaumata kacamata.
Semakin biang dinding gugur bunga rupa. (katanya)
Murah yang murahan, sayang…
Engkau Tangis dan ringis yang terus?
[]
12 September 2010
Oleh Very Barus
KALO elo memperhatikan wajah gadis ini tentu gemes dan kayak anak kecil yang ortunya tajir gitu deh…
Tapi harus waspada… Karena anak ini adalah pengemis dengan kedok menjual bunga tangkai. (kisah ini gue lihat saat gue sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan di SHENCHEN)
Cara ngemisnya sangat memaksa dan nakal…dan targetnya adalah para wanita (ibu-ibu atao wanita kantoran gitu deh..).
Pertama-tama si anak kecil ini ngider-ngider di sekitar pusat perbelanjaan sambil memegang bunga tangkai (lihat beberapa tangkai bunga ditangannya). Setelah menemukan TARGET-nya…kemudian di gadis cilik ini mengikuti dari belakang…
Kemudian menghampiri si target …
Kemudian… dengan spontan diinjaknya sepatu si perempuan (yang jadi targetnya) secara otomatis si perempuan kaget dan berhenti dong.
Kemudian si gadis cilik ini menjatuhkan diri persis di depan si perempuan. Siperempuan semakin panik. Dan berusaha mendirikan si gadis cilik…Tapi si gadis cilik terus menjatuhkan diri.. sambil menjerit-jerit mirip anak kecil yang menangis-nangis minta dibeliin sesuatu pada ibunya.
Si perempuan semakin panik…..(tentu nanya dong…)
“Kamu kenapa…? pake bahasa sono tentunya.
Si gadis kecil terus menangis…menangis….dan menangis…
Si perempuan makin panik… terus aja berusaha menghindar dari si gadis cilik…
Tapi si gadis cilik terus memegang-megang rok si perempuan sambil bilang begini…
“Beli bungaku… beli bungaku…”
Karena hanya gara-gara beli bunga, si perempuan pun langsung mengeluarkan dompetnya dan mengambil duit yang layak untuk setangkai bunga, kira-kira dikasih 5 ribu gitu kali ya…
Tapi si gadis kecil ini tidak mau… dia minta lebih….
Dikasih 10 ribu — eh si gadis kecil malah menolak lagi. Dia minta lebih..
Hingga akhirnya si perempuan terpaksa ngasih 20 ribu.
Setelah mendapatkan uang itu, si gadis kecil melepaskan injakkan kakinya pada kaki si perempuan. Kemudian dia berlari sambil mengambil kembali bunga yg tadi disuruh beli si perempuan….
Aduh….
Ini anak nakal banget…..!!
Ternyata menurut org setempat kejadi seperti itu sudah sering terjadi. Memanfaatkan anak-anak untuk mengemis secara paksa…
Buat elo yang ada rencana jalan-jalan ke Shenchen bisa lebih hati-hati…
Kalo ada nemu gelagat anak kecil sepertt itu ngacir aja… ato langsung teriak sebelum dia keburu duluan teriak..—hahhahahahhaha
[]
Oleh Afrilia Utami
Menanak duri di antara bulu
Ratusan tampar meraip lembut
:: Paksa!
Tujuh batu cadas terkukus
Lima Bombay putih mengiris iris
:: Mata !
Lusa wewarna mengikat iga
Esok hijau lumuti kaukacamata
:: Hapal !
Putik bunga melamar sepucuk bayang rembulan
Akar gunung ponggah terkelupas lumut kajian
:: Rubah !
Puing cakrawala menila di gantung jingga
Akar-akar angka purba mengikis lentera masa
Daun kata menari dara di samping ranting ronta
Ronak duri kaktus berjubah sutera berbulu mewah
:: Zaman !
28 Agustus 2010
[]