Tag Archives: pena

Tiga Puisi Kecil # 2

Oleh Adhy Rical

Menulis Tubuh

dengan canda kita di sini
menulis tubuh yang tak selesai
lima detik bibirmu lenguh
pecahkan gelas yang kita pakai
minum bersama dalam selimut

Kendari, 2010

[]

Penyetia

hanya malam gigil memanggil
dan dinding gua berbasahan
kaukah yang bertenang itu, penyetia?

Konawe, 2009

[]

Wasiat

jemput aku di pulau ini
dengan kertas dan pena
tujuh senapan membidik tubuhku
besok

Kendari, 2008

[]


Balada Si Pleki

Oleh Dwi Klik Santosa

Menjelang pagi yang sunyi dan atis.

Guk … guk … guuuukkk
Kugigit benda mungil itu
Kularikan. Kusembunyikan

Ngik … ngikk … nggiikkk
Dengan melotot mahkluk bagus, temanku itu
menghardikku
“Hei, Pleki. Kamu nakal, ya.
Sini kembalikan pena itu
Nanti pekerjaanku tak sudah-sudah.”

***

Pagi yang segar dan mulai panas.

Guk … guukkk … guuukkkkk
Kugigit dan kuseret sepatu kulit yang belel itu
Menuju makhluk bagus, temanku itu
“Aduh, Pleki. Terima kasih, ya.”

Guk … guuukk … guuuuukkkk
Kukibaskan ekorku. Kurapatkan tubuhku
mengendusi kaki makhluk bagus, temanku itu
“Pleki, aku berangkat kerja dulu, ya.
Jaga rumah baik-baik.”

***

Senja yang merah memburat.

Guk … guk … guuuuukk
Menjulur-julur lidahku. Meliur-liur mulutku
Kapankah ia tiba mewartakan suka?

Guk … guk …. Guuuukkk
Melompat-lompat, meloncat, aku menubruk
Aha, inilah dia makhluk bagus, temanku yang baik hati
Ia datang padaku membawakan semungil tulang istimewa

***

Malam yang lelap dan hening.

Guk … guk … Guukkkk
Kuendusi bau yang asing dan misteri
Kiranya penjahat akan menyatru rumah ini

Kaing … kaiiing … kaiiiiiiing
Secepat itu, badik ini menancap kuat di tubuhku
Ngik …..
tapi syukurlah, makhluk asing dan jahat itu enyah sudah

… Ngik … ngik … ngik …???

..Ngiii …..

“Oh, Pleki. Kenapa engkau ini.”

… iiik….. !!

“Plekiii …..”
Kata-kata si laki-laki, tertahan
Terpaku, tertegun ia
Menatap, mengelus-elus sosok sohib kinasih
“Engkau seperti Rambo dalam pemahamanku.”
Gumamnya lirih. Berkaca-kaca matanya.

Zentha
19 Juni 2010
: 10.3o