Tag Archives: tenggelam

Diproteksi: Sebunyi Sunyi Sembunyi Sepi [16]

Konten berikut dilindungi dengan kata sandi. Untuk melihatnya silakan masukkan kata sandi Anda di bawah ini:


Sisa Khuldi Semalam

Oleh Syaiful Alim

“Eva, kenapa kau bersedih
bukankah semalam kita mengunyah surga paling tindih?”
“Adam, kenapa tak sejak dulu
kita bertemu dan berbulan madu?”

Adam dan Eva saling bertanya dan memendam jawaban.
Mungkin masih risih dengan sisa Khuldi semalam
yang dilahap pada gelap, rembulan tiba-tiba tenggelam.

“Adam, di mana sisa Khuldi semalam?”
“Tenang, Sayangku, aku simpan di tenggorokan paling dalam.
Untuk bekal kita pergi dari sini. Kita bakal pegal,
maka kita siap bekal.”

“Aku belum paham apakah sisa Khuldi semalam
sampai lambung atau dada
tapi aku melambung. Ingin hati menabung dendam
yang membuat tubuh demam.”

“Tak usah susah. Lebih baik petik bebuah kata
dari kebun kita”

“Seberapa layak kau olah kebun kata
sehingga hasilkan sajak jelita?”

“Aku duga kelak banyak anak manusia congkak. Tak suka nyemil sajak.
Mereka lebih memilih kaum bijak berbibir kampak dan tombak.
Mari, kita lari dari sini. Membikin surga sendiri.
Ruang beranak pinak. Riang menanak sajak”

[]

Khartoum, Sudan, 2010.

baca puisi ini dalam bahasa Inggris :  The Piece of Khuldi from The Last Night


Tiga Puisi Kecil # 4

Oleh Adhy Rical

Cinta

aku memilih sajak dalam terumbu
: tak ada namaku

[]

Rindu

seperti sauh karatan
menemuimu jika tenggelam

[]

Ego

kau boleh memanggil
jika kepalaku menyembul
bendera setengah tiang

Kendari, 2010
[]

foto: arif oba


Diproteksi: Sebunyi Sunyi Sembunyi Sepi [5]

Konten berikut dilindungi dengan kata sandi. Untuk melihatnya silakan masukkan kata sandi Anda di bawah ini:


Cespen : Lalindu

Oleh Adhy Rical

“Mengapa kau tinggalkan aku?” Menarik. Menantang. Memaut. Lalu aku jatuh cinta yang kesekian. Ini yang akan kubilang pertama kali kalau kau tanya apa yang membuatku abai dengan semua sms atau pun dering teleponmu sesorean itu. Ah, aku tidak sedang ingin bercinta, sayang. Tapi gairahku girang ranjang jika ada bau humus yang tiba-tiba hinggap. Tak ada defenisi yang pas meskipun kau baca seluruh kamus.

Lalindu. Nama yang cantik kan? Setengah gaunnya tersingkap dari jendela. Menyembullah payudara yang terbelah itu menuju timur, turun ke pusar palung. Kau pasti cemburu sebab begitu gaun tersingkap, maka tubuhku tiba-tiba terseret ke lorong-lorong pengap, berair tapi tak asin dan asing.

Sebelum kau buka jendela, ia lebih dulu menyusui ikan-ikan dan menimang empat atau tujuh bocah latah di atas sampan. Ah, sayangku, tak banyak yang akan kukatakan padamu. Sebab kata-kata, tak begitu penting kita ungkap. Sebab yang kuungkap bukanlah kata-kata penting.

Aku harus pulang, sayang. Lalindu terlalu tenang. Malam masih kanak tapi tak ada pintu rumah yang terbuka. Padahal kau ingin telanjang di bawah bulan. Kau ingin aku tenggelam di sini?◘

Kendari, 2010