Tag Archives: yasid

Hilangmu, Membakar Rindu…

Oleh Afrilia Utami

KEMBALI ada rasa Hilang, terbungkus sedikit duka, ketika sebelumnya bersapa dengan Suka. Jujur, ada rasa kehilangan jelasnya mungkin rindu yang kini saya genggam tuknya. Meski hanya lewat dunia maya kami saling mengenal. Namun seperti sudah ada ikatan Persaudaraan diantara kami dan lainnya. Ia sudah seperti kaka sendiri. Ya, lewat akun ini aku mengenalnya. Meski tak sempurna kami saling mengetahui satu antar lainnya, mencium aroma badannya pun tak pernah, apa lagi jelas menatap wajah lembutnya. Tetap saja ia selalu ajarkan saya pelajaran yang sangat bermanfaat, memberikan support, dan senyumnya meski hanya bersimbolik :). Dan senyumnya selalu menjemput senyumku 🙂 Begitupun dengan Mas Fuad, yang selalu bijak ia berkata dalam tulis jabar aksaranya. Bahkan ahli menafsirkan makna, kadang apa yang ditulisnya baru kita sadari bahwa ya itulah, makna dari yang tertulis.

Setelah Mas Fuad, kini Ka Yazid…

Tengoklah, kepergianmu yang tak menentu membuat para Sahabat dekatmu merasakan sangat kehilangan. Tanda Mereka sahabat yang baik. Ya, paling baik diantara yang baik. Mereka menutur kata rindu tuk mu, bersua pilu karena hilangmu. Kau memang sudah menjadi Sahabat yang sangat berarti, bahkan di hati adikmu ini. Sudah seperti kaulah kaka kandung sendiri. “ka Yazid” panggil saya tuk mu, “dik” lontarmu tuk saya. Terimakasih ka Yazid, selalu saja ada hadirmu sempatkan berkunjung dalam karyaku yang masih “celengan”, selalu saja sempat berikan pujian serta motivasi dan dorongan semangat baru.

“Menulislah untuk dirimu sendiri, bukan orang lain,” lirihmu yang ku rawat.

Pun sama dengan Mas Fuad, hampir setiap malam ada saja tautan lagu. Ikut saja saya mendengarnya, menganyam rindu-rindu heningnya temaram, menjadi hangat tersulam. Terimakasih Mas Fuad 🙂 dan santunmu saya suka. Selalu saja sempat berikan pujian serta motivasi dan dorongan semangat baru.

….

Aku yang selalu terhanyut terseret arusmu. Dalam setiap kaidah kata yang kau jabarkan, merangkainya dengan penuh makna mendalam, juga perenungan tentang Kehidupan, lewat dalihmu yang terukir indah sangat. Tetap saja kau tak sombong, itu yang ku suka.

+++

: Hilangmu, Membakar Rindu ..

Lilin-lilin bertasbih di terpih angin
Saat lambai dingin membakar panas kerinduan
Kehilangan tanda (seperti) telah memiliki
Tetap alur waktu bermain lincah saat kau disini
Dan melemah saat kau sudahi perbincangan ini

Biru waktu yang terpatri di kehidupan nadi
Kau lukiskan pena berarsir kaidah makna berarti
Pemahaman tentang semua tanya yang belum terjawab
Pandai hatimu menjabari ke bo-do-han dengan Pintarmu
Dan Kejora bersenandung rindu tuk mu

Tulisanmu pun tak hanya bertulis
Tapi memberikan kejelasan arti yang terlukis
Syarat dengan Perenungan dasar mendalam
Penyair Sufi, yang tak bergumam pada kesombongan alam

(Maaf, aku tak pandai merangkai kaidah ‘tentang’ indah sepertimu)
Berharap kaupun merasakan hal yang sama saat ini.

Terimakasih Penyair Sufikku : Ka Yazid Musyaba dan Mas Fuad (Awan Hitam)

12 Juli 2010

[]