Karamba

Oleh Adhy Rical

Tak ada lumba-lumba dalam perahu yang kita kunjungi setiap pagi. Hanya jaring kenangan mengail dan sisa kecupan asin nanar. Aku membenci senja sebab kau pasti pulang meski tidak menemuinya. “Lelakiku menunggu di pulau Binongko*. Ada angin kupetik agar pandai besi membuat karamba.”

Kita berjanji bertemu di karamba. “Lelaki hujan, jika angin membenang petang datang, itulah amarah.” Lalu laut meninggi dan ikan-ikan berloncatan. “Baiklah. Aku akan membuat dayung dari sirip-sirip ikan kemudian melaut di tubuhmu.”

Pertemuan itu sulit hanya ingatan yang membuatnya mudah. Mungkin nanti ada laut tawar turun dari matamu lalu hujan begitu jujur menumpahkan kisah yang lain.

Kendari, 2010

* pulau pandai besi di kecamatan wakatobi, dikenal juga dengan nama kepulauan tukang besi.



Tinggalkan komentar